.::. SELAMAT DATANG DI WEB IPM GKB::.

Google Pintas

Rabu, 24 September 2008

Kerja Bakti Dadakan






Setelah acara buka bersama dengan kaum dhuafa dan pembagian zakat fitrah selesai para anggota ipm masih punya tugas terakhir. Tugas memungut sampah dan membersihkan area yang dijadikan sebagai tempat dilangsungkannya acara. Capek? memang. Tapi, capek itu tidak bisa mengalahkan betapa senangnya hati mereka karena program mereka berjalan dengan lancar.
"Lumayan banyak juga sampahnya", kata Ristaq Mutiasri yang juga termasuk salah satu anggota dari ipm. Apalagi, SMP Muhammadiyah 12 GKB yang sudah menyandang predikat ISO. Apa jadinya kalau punya predikat ISO tapi kebersihannya belum bisa dibilang ISO?
Saat beberapa murid sudah diperbolehkan pulang, para anggota ipm masih sibuk dengan kerja bakti dadakan. Hingga dimulainya shalat tarawih kerja bakti baru selesai. Kerja bakti dadakan bukan cuma sekali atau dua kali dirasakan oleh beberapa nggota ipm. Setiap ada even, mereka selalu kebegian untuk kerja bakti dadakan.
Tapi, walaupun begitu, tidak ada yang merasa trauma atau kapok. Bahkan mereka merasa bangga karena program mereka telah terealisasikan. Yah,, walaupun diikuti dengan kerja bakti dadakan...

Baksos Turun Temurun





Seperti tahun-tahun yang lalu, bulan ramadhan ini ikatan pelajar muhammadiyah (IPM) ranting SMP Muhammadiyah 12 GKB kembali mengadakan baksos zakat fitrah dan buka bersama dengan kaum dhuafa. Persiapan baksos zakat fitrah ini telah dipersiapkan sejak 10 september lalu dan acaranya dilangsungkan tanggal 23 September 2008. “Kita ingin membantu kaum dhuafa sebagai media pembelajaran bagi siswa”, ungkap Harist Mustya yang menjadi ketua pelaksana dalam acara baksos zakat fitrah kali ini. Acara ini bukan hanya melibatkan para anggota IPM spemdalas (sebutan SMP Muhammadiyah 12) saja, melainkan jug para siswa dan guru. Para siswa juga tak kalah semangatnya untuk ikut berpartisipasi. Misalnya saja Mufidhatul Farida. “Seneng banget, kita jadi bisa berbagi dengan kaum dhuafa”, ujarnya. Ovimeriza juga merasakan hal yang sama. Siswi kelas 1 yang dulunya bersekolah di SD Pongangan 1 ini pun ikut senang karena sebelumnya ia belum pernah mengikuti acara seperti ini di sekolahnya. Sekitar jam 15.45 WIB beberapa kaum dhuafa yang telah diundang mulai berdatangan. Ada yang sudah sangat tua, bahkan juga ada yang masih kecil. Sebagian dari mereka biasanya juaga selalu diundang untuk mendapatkan jatah zakat per tahunnya.


Selasa, 16 September 2008

PENGUATAN BASIS GERAKAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

PENGUATAN BASIS GERAKAN

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

A. LATAR BELAKANG

Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) sebagai organisasi otonom Muhammadiyah sejak kelahirannya memposisikan diri sebagai organisasi yang berjuang dijalan dakwah amar makruf nahi mungkar. Dokumen resmi IRM, menjelaskan bahwa tujuan IRM adalah; “Terwujudnya remaja muslim yang berahlaq mulia, berilmu dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” (AD IRM Pasal 6)

Dalam upaya mewujudkan maksud dan tujuan itu, maka diperlukan pendekatan-pendekatan yang terukur dan lebih taktis. Jika dimaknai tujuan di atas, setidaknya terdapat enam variabel penting yang menjadi tekanan tujuan tersebut yaitu; (1) remaja muslim, (2) ahlak mulia, (3) gerakan keilmuan, (4) keterampilan, (5) nilai – nilai Islam dan (6) masyarakat Islam.

Remaja dan pelajar muslim adalah fokus (positioning) yang menjadi basis gerakan. Fokus basis gerakan inilah yang menjadi subyek perjuangan. Sedangkan wilayah / ruang gerakan adalah bagaimana membangun ahlak, menggerakkan basis keilmuan, mendedehkan keterampilan, menegakkan nilai-nilai dasar Islam yang membebaskan dan mencerahkan (enlightening) dalam upaya menciptakan masyarakat Islam (bukan negara Islam) yang dibangun dari nilai-nilai keadilan, kesetaraan, toleransi dan perdamaian.

Remaja dan pelajar muslim sebagai subyek perjuangan IRM memiliki dibasis aktivitas di cabang dan ranting. Memang dalam keputusan Muktamar XV IRM di Medan tahun 2006 yang lalu tidak disebut secara tegas strategi penguatan basis gerakan. Yang ada dalam keputusan tersebut adalah fokus basis massa, yaitu pelajar. Tetapi harus dipahami bahwa pelajar berada dibasis yang paling bawah, yaitu ranting dan cabang. Sehingga tidak mungkin melakukan langkah-langkah strategis tanpa lebih dahulu melakukan penguatan terhadap basis cabang dan ranting.

Cabang dan ranting dalam IRM merupakan dua struktur dalam level kepemimpinan yang berhubungan secara langsung dengan anggota dan masyarakat luas (pelajar). Ranting memiliki pertautan yang kuat antara IRM dengan anggotanya. Ranting menjadi pusat pembinaan dan pengembangan karakter kader yang tabligh, amanah dan fathonah. Di ranting pula dibangun semangat dasar dan moral perjuangan kader sehingga memiliki militansi yang kuat dan berakar pada dasar-dasar gerakan Muhammadiyah. Sedangkan cabang merupakan kesatuan beberapa ranting dalam suatu ruang & waktu. Jelas posisinya sangat penting dalam melakukan mobilisasi, aktivitas dan syiar gerakan IRM. Sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Gerakan 1000 ranting misalnya, merupakan derivasi dari keinginan untuk fokus pada basis. Tapi menjadi persoalan adalah bagaimana formulasi dari gerakan 1000 ranting itu?. Itulah sebabnya, membincang penguatan basis menjadi prasyarat bagi terbangunnya suasana yang kondusif bagi pembinaan cabang dan ranting. Atas pemikiran itulah, maka diperlukan penguatan basis gerakan sebagai titik tolak gerakan – gerakan IRM selanjutnya.

B. LANDASAN

1) Al-Qur’an dan As-Sunnah

2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IRM

3) Keputusan Muktamar XV IRM Tahun 2006 di Medan

4) Pemikiran-Pemikiran Formal dalam IRM

5) Kebijakan-Kebijakan IRM

C. KONDISI OBYEKTIF

Guna memandu kita dalam memotret bagaimana kondisi obyektif yang terjadi dan mempengaruhi lingkup perkembangan cabang dan ranting IRM, maka akan dianalisis dengan melihat sisi eksternal yang meliputi aspek peluang dan ancaman, serta sisi internal yang meliputi aspek kekuatan dan kelemahan.

C.1 Aspek Ekternal

1. Sosial-Politik

Harus diakui bahwa aspek politik turut mempengaruhi kehidupan masyarakat termasuk kehidupan pelajar. Lahirnya kebijakan Ujian Nasional (UN) adalah salah satu contoh kebijakan politik yang cukup signifikan mempengaruhi pelajar. Banyak pelajar yang tidak lagi memiliki motivasi berorganisasi disebabkan menyibukkan diri untuk berkontestasi dalam UN. Itulah sebabnya mengapa aspek politik begitu berpengaruh dalam kehidupan sosial manusia.

2. Media Massa & Budaya Pop

Media menjadi penyumbang dengan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan psikologis dan sosial pelajar. Budaya pop yang banyak dipublish media adalah bagian dari pengaruhnya yang berakibat pada perilaku hedonis anak-anak muda. Demikian juga sinetron yang disuguhkan oleh media massa belum cukup berpihak pada tumbuhnya kesadaran kritis kaum muda. Sebab mayoritas media menayangkan tayangan-tayangan yang tidak mendidik.

3. Gerakan Ormas Lain

Aspek lain yang mempengaruhi eksistensi dan kiprah organisasional IRM adalah keberadaan ormas pelajar lain seperti PII, IPNU, IPPNU, KAPMI dan organisasi-organisasi sayap yang memiliki afiliasi dengan organisasi berhaluan ideologi transnasional seperti rohis-rohis di sekolah. Harus diakui bahwa eksistensi IRM disekolah masih terpaut jauh dari rohis-rohis dan organisasi underbow ormas dengan ideologi transnasional semacam Hizbuttahrir atau gerakan Tarbiyah lainnya.

C.2 Aspek Internal

1. AD & ART, Identitas Kader, SPI & Khittah (Perangkat Ide)

Perangkat ide yang termaktub dalam AD & ART, Identitas Kader, Paradigma Gerakan, Manifesto, SPI dan Khittah Perjuangan adalah aspek kekuatan yang sekiranya didalami oleh seluruh kader disemua level akan mempengaruhi bagaimana eksistensi organisasi ini berkiprah. Inilah salah satu aspek kekuatan yang diharapkan terinternalisasi dan manifest pada kehidupan sosial kader.

2. Tidak ada pendampingan yang intens dan kontinyu di ranting sekolah Muhammadiyah

Harus diakui bahwa persoalan yang cukup krusial adalah tidak adanya pendampingan yang secara serius dan kontinyu pada ranting baik itu ranting sekolah dan non sekolah. Sehingga tidak bisa disalahkan jika banyak alumni Taruna Melati yang akhirnya beraktivitas diluar IRM guna mencari wadah aktualisasi. Ini menjadi titik kelemahan yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan penguatan basis.

3. Lemahnya internalisasi nilai-nilai dasar gerakan

Lemahnya internalisasi nilai-nilai dasar gerakan yang termaktub dalam keputusan-keputusan penting organisasi adalah faktor penting yang berpengaruh pada militansi dan aktifitas kader. Munculnya beberapa gugatan misalnya tentang konsepsi dakwah IRM seperti apa yang terkadang dipertanyakan oleh kader mencerminkan bagaimana rendahnya internalisasi dan pemahaman kader terhadap nilai-nilai dasar gerakan, juga termasuk konsepsi-konsepsi dasar ke-Islaman seperti konsep dakwah IRM. Aspek ini adalah kelemahan yang secara serius dan berkelanjutan harus diperbaiki.

D. TUJUAN

Tujuan penguatan basis gerakan adalah;

  1. Tercipta dan terbinanya kondisi yang dapat mengokohkan idealisme gerakan pada semua level dan dimensi.
  2. Menumbuhkan semangat, ruh dan spirit gerakan diseluruh level kepemimpinan dalam menggerakkan, membina dan mengembangkan ranting.
  3. Tertatanya kelembagaan IRM di level basis yang memungkinkan IRM sebagai organisasi pelajar Islam menjadi alternatif dan pilihan berkiprah bagi pelajar Muslim yang ada di sekolah-sekolah atau masjid.

E. LANGKAH PENGUATAN BASIS

Penguatan basis sebagai upaya terstruktur untuk menguasai akar rumput lewat berbagai aktivitas dan pendampingan merupakan langkah penting dan strategis guna memperkokoh idealisme, cita-cita dan kelangsungan gerakan Ikatan. Adapun langkah penguatan basis gerakan yang bersifat pokok dan operasional ialah sebagai berikut;

  1. Aspek Sistem Ide/World View

Sistem ide atau world view merupakan perangkat pemikiran dan cara mewujudkannya. Perangkat pemikiran inilah yang dirumuskan dalam AD & ART, Khittah Perjuangan, Paradigma IRM dan Manifesto Kritis Transformatif.

Sebagai ortom Muhammadiyah, IRM menegaskan keberislamannya dengan paradigma Islam Kritis Transformatif. Yaitu suatu cara pandang ber-Islam yang digali dari khazanah teologi al-Ma’un yang dikembangkan oleh KH Ahmad Dahlan. Keberagamaan yang dikembangkan oleh IRM adalah keberagamaan yang memihak kepada kaum dhu’afa dan mustadha’afin.

Dalam upaya memperkuat basis gerakannya, maka penguatan aspek idea / world view sangat penting sebagai modal dasar bagi segenap aktivis IRM untuk bertindak. Aspek inilah yang akan menjadi kompas bagi aktivisme kader IRM disegala ruang dan waktu.

  1. Aspek Kader/Aktor/Pelaku

Setelah selesai pada aspek idea, maka tahapan berikutnya adalah bagaimana sebuah ide digerakkan. Disinilah pentingnya apa yang dalam khazanah sosiologi disebut dengan actor / pelaku. Lazimnya di IRM disebut dengan kader.

Kader kreatif sangat penting dalam penguatan basis. Hal ini disebabkan karena aktorlah yang akan menjadi lokomotif bagi perjalanan / massifikasi idea. Dalam penguatan basis gerakan diperlukan hadirnya aktor kreatif yang senantiasa melakukan inovasi dalam dakwah. Kaderlah yang memiliki peranan penting untuk bekerja menjadi pendamping dicabang atau di ranting.

Bagaimana menciptakannya?

Dalam melakukan penguatan basis, maka menciptakan aktor adalah sesuatu yang niscaya. Oleh karena itu, harus ada upaya serius dan terstruktur untuk melakukan pelatihan-pelatihan fasilitator. Sebab dari pelatihan inilah kita berharap hadirnya actor-aktor yang menjadi penggerak pelatihan dan aktivitas positif lainnya.

  1. Aspek Kaderisasi

3.1 Penguatan Basis Kader di Sekolah Muhammadiyah

Sekolah Muhammadiyah merupakan basis utama perkaderan IRM. Sebagai basis utama perkaderan IRM, maka upaya-upaya yang mengarah kepada proses terciptanya suasana yang kondusif bagi proses kaderisasi harus dilakukan seperti; (1) mengunjungi sekolah-sekolah; (2) membangun komunikasi / lobby yang intensif dengan pihak sekolah dan majelis Dikdasmen, dan (3) melakukan perkaderan baik formal atau non formal.

3.2 Penguasaan Sekolah-sekolah Non-Muhammadiyah

Guna memperluas wilayah dakwah ikatan, maka disamping memaksimalkan perkaderan disekolah-sekolah Muhammadiyah, maka penguasaan sekolah-sekolah non Muhammadiyah juga sangat penting. Sekolah-sekolah non Muhammadiyah utamanya yang negeri merupakan peluang untuk dijadikan target dakwah. Sekolah negeri memberikan peluang kepada lembaga manapun untuk beraktifitas di sekolah. Satu aspek penting yang harus dipahami adalah sekolah-sekolah negeri tidak menyediakan ruang khusus untuk ke-Islaman sehingga pada sisi ini IRM bias masuk menjadi alternative bagi pembinaan pelajar di sekolah dengan mengisi ruang kosong spiritualitas. Dalam konteks ini IRM harus mampu bersaing dengan lembaga-lembaga sejenis PII, IPNU, KAPMI atau rohis-rohis.

Guna bisa menembus sekolah-sekolah negeri, maka harus dilakukan langkah-langkah; (1) membangun kontak dengan pihak sekolah, baik melalui silaturrahmi ke pimpinan sekolah atau media yang lain; (2) senantiasa mengundang sekolah-sekolah negeri jika IRM (cabang / ranting) melakukan kegiatan yang sifatnya umum dan terbuka bagi semua pihak; (3) membuat kegiatan-kegiatan yang sifatnya popular dan bisa melibatkan siswa-siswa sekolah negeri seperti; show, seminar, festival atau kegiatan positif lainnya; dan (4) mengajak untuk ikut perkaderan IRM yang non formal melalui KIR, Jurnalistik dan formal; taruna melati.

Jumat, 12 September 2008

Artesis Hilang, jalan pun Hilang

Artesis, do you know artesis? yang belon tahu artesis cari di google, ya nggak usah lah gw kasih tahu deh, artesis adalah sumur bawah tanah yang berkedalaman 100-200m wuihhh dalam banget yaa, setahuku(harits) artesis banyak di daerah yang berkapur terutama Gresik adanya di daerah Osowilangun GKB Gresik, tetapi pernah terpikir nggak kalau sumur artesis itu habis, hasil akhirnya jalan atau daerah yang di buat sumur artesis akan BOLONG/Lubang, nggak tanggung-tanggung lubangnya gede banget seperti gambar di bawah ini

Kan gede banget lobangnya, ini artesis yang di buat di dekat perumahan warga dan pasokan airnya habis jadi airnya yang ada di bawah tanah dan melewati jalan tersebut akan AMBLAS dan udah deh nggak bisa jalan untuk galeri foto nih gw kasih deh:




Mudah-mudahan sumur artesis di gresik nggak kayak gini, Amin.

Kamis, 11 September 2008

Muhyil ; Sambut Muktamar IRM XVI dengan Semarak

JAKARTA –IRM- Panitia Pusat Muktamar IRM XVI menghimbau kepada seluruh kader Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) di seluruh Indonesia untuk ikut menyemarakkan Muktamar IRM XVI.

Hal tersebut disampaikan oleh Muhyil Qoyyim, Ketua Panitia Pusat Muktamar melalui release yang disampaikannya ke redaksi website irm.or.id. ”Sehubungan dengan makin dekatnya pelaksanaan muktamar XVI Ikatan Remaja Muhammadiyah dan Muktamar IRM XVI ini merupakan agenda terakhir IRM secara nasional karena dalam moment itu IRM akan berubah menjadi IPM, maka kami menghimbau kepada rekan-rekan IRM se-Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam menyemarakkan Muktamar IRM yang terakhir ini”, kata Muhyil.

Tentunya ada banyak cara untuk menyambut muktamar IRM XVI, rekan –rekan bisa membuat spanduk ucapan selamat Muktamar, menulis di media massa dan memasang bendera Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ditempat-tempat yang strategis. ”Harapannya dengan semarak Muktamar IRM XVI, gerakan pelajar baru bernama Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang akan dilaunching tepat pada hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2008 ini bisa dikenal oleh masyarakat secara luas dan dapat menjawab semua tantangan pelajar baik ditingkatan lokal maupun nasional”, harap Muhyil.(arp)

Rabu, 10 September 2008

Agenda IPM Angkatan ke-6

IRM

SEJARAH IRM

Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) merupakan metamorfosis dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang berdiri tahun 1961. Interpretasi sejarah bisa jadi berbeda-beda dalam memandang perubahan nama dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah ke Ikatan Remaja Muham-madiyah. Namun, proses sejarah organisasi ini memang tidak sederhana.

Latar belakang berdirinya IPM tidak terlepas kaitannya dengan latar belakang berdirinya Muham-madiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar yang ingin melakukan pemurnian terhadap pengamalan ajaran Islam, sekaligus sebagai salah satu konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader. Oleh karena itulah dirasakan perlu hadirnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil kepada misi Muhammadiyah dan ingin tampil sebagai pelopor, pelangsung penyempurna perjuangan Muhammadiyah.

Jika dilacak jauh ke belakang, sebenarnya upaya para pelajar Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi pelajar Muhammadiyah sudah dimulai jauh sebelum Ikatan Pelajar Muhammadiyah berdiri pada tahun 1961. Pada tahun 1919 didirikan Siswo Projo yang merupakan organisasi persatuan pelajar Muham-madiyah di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada tahun 1926, di Malang dan Surakarta berdiri GKPM (Gabungan Keluarga Pelajar Muham-madiyah). Selanjutnya pada tahun 1933 berdiri Hizbul Wathan yang di dalamnya berkumpul pelajar-pelajar Muhammadiyah.

Setelah tahun 1947, berdirinya kantong-kantong pelajar Muhammadiyah untuk beraktivitas mulai mendapatkan resistensi dari berbagai pihak, termasuk dari Muhammadiyah sendiri. Pada tahun 1950, di Sulawesi (di daerah Wajo) didirikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, namun akhirnya dibubarkan oleh pimpinan Muhammadiyah setempat. Pada tahun 1954, di Yogyakarta berdiri GKPM yang berumur 2 bulan karena dibubarkan oleh Muhammadiyah. Selanjutnya pada tahun 1956 GKPM kembali didirikan di Yogyakarta, tetapi dibubarkan juga oleh Muhammadiyah (yaitu Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah). Setelah GKPM dibubarkan, pada tahun 1956 didirikan Uni SMA Muhammadiyah yang kemudian merencanakan akan mengadakan musyawarah se-Jawa Tengah. Akan tetapi, upaya ini mendapat tantangan dari Muhammadiyah, bahkan para aktifisnya diancam akan dikeluarkan dari sekolah Muhammadiyah bila tetap akan meneruskan rencananya. Pada tahun 1957 juga berdiri IPSM (Ikatan Pelajar Sekolah Muhammadiyah) di Surakarta, yang juga mendapatkan resistensi dari Muhammadiyah sendiri.

Resistensi dari berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah, terhadap upaya mendirikan wadah atau organisasi bagi pelajar Muhammadiyah sebenarnya merupakan refleksi sejarah dan politik di Indonesia yang terjadi pada awal gagasan ini digulirkan. Jika merentang sejarah yang lebih luas, berdirinya IPM tidak terlepas kaitannya dengan sebuah background politik ummat Islam secara keseluruhan. Ketika Partai Islam MASYUMI berdiri, organisasi-organisasi Islam di Indonesia merapatkan sebuah barisan dengan membuat sebuah deklarasi (yang kemudian terkenal dengan Deklarasi Panca Cita) yang berisikan tentang satu kesatuan ummat Islam, bahwa ummat Islam bersatu dalam satu partai Islam, yaitu Masyumi; satu gerakan mahasiswa Islam, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI); satu gerakan pemuda Islam, yaitu Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII); satu gerakan pelajar Islam, yaitu Pelajar Islam Indonesia (PII); dan satu Kepanduan Islam, yaitu Pandu Islam (PI). Kesepakatan bulat organisasi-organisasi Islam ini tidak dapat bertahan lama, karena pada tahun 1948 PSII keluar dari Masyumi yang kemudian diikuti oleh NU pada tahun 1952. Sedangkan Muhammadiyah tetap bertahan di dalam Masyumi sampai Masyumi membubarkan diri pada tahun 1959. Bertahannya Muhammadiyah dalam Masyumi akhirnya menjadi mainstream yang kuat bahwa deklarasi Panca Cita hendaknya ditegakkan demi kesatuan ummat Islam Indonesia. Di samping itu, resistensi dari Muhammadiyah terhadap gagasan IPM juga disebabkan adanya anggapan yang merasa cukup dengan adanya kantong-kantong angkatan muda Muhammadiyah, seperti Pemuda Muhammadiyah dan Nasyi'atul ‘Aisyiyah, yang cukup bisa mengakomodasikan kepentingan para pelajar Muhammadiyah.

Dengan kegigihan dan kemantapan para aktifis pelajar Muhammadiyah pada waktu itu untuk membentuk organisasi kader Muhammadiyah di kalangan pelajar akhirnya mulai mendapat titik-titik terang dan mulai menunjukan keberhasilanya, yaitu ketika pada tahun 1958 Konferensi Pemuda Muhammadiyah Daerah di Garut berusaha melindungi aktifitas para pelajar Muhammadiyah di bawah pengawasan Pemuda Muham-madiyah. Mulai saat itulah upaya pendirian organisasi pelajar Muhammdiyah dilakukan dengan serius, intensif, dan sistematis. Pembicaraan-pembicaraan mengenai perlunya berdiri organisai pelajar Muhammadiyah banyak dilakukan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muham-madiyah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dengan keputusan konferensi Pemuda Muham-madiyah di Garut tersebut akhirnya diperkuat pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke II yang berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta, yaitu dengan memutuskan untuk membentuk Ikatan Pelajar Muhammadiyah (Keputusan II/No. 4). Keputusan tersebut di antaranya ialah sebagai berikut :

Muktamar Pemuda Muhammadiyah meminta kepa-da Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendi-dikan dan Pengajaran supaya memberi kesem-patan dan memnyerahkan kompetensi pemben-tukan IPM kepada PP Pemuda Muhammadiyah. Muktamar Pemuda Muhammadiyah mengama-natkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menyusun konsepsi Ikatan Pelajar Muham-madiyah (IPM) dari pembahasan-pembahasan muktamar tersebut, dan untuk segera dilaksanakan setelah mencapai kesepakatan pendapat dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendi-dikan dan Pengajaran.

Kata sepakat akhirnya dapat tercapai antara Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran tentang organisasi pelajar Muhammadiyah. Kesepakatan tersebut dicapai pada tanggal 15 Juni 1961 yang ditandatangani bersama antara Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran. Rencana pendirian IPM tersebut dimatangkan lagi dalam Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961, dan secara nasional melalui forum tersebut IPM dapat berdiri. Tanggal 18 Juli 1961 ditetapkan sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Perkembangan IPM akhirnya bisa memperluas jaringan sehingga bisa menjangkau seluruh sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ada di Indonesia. Pimpinan IPM (tingkat ranting) didirikan di setiap sekolah Muhammadiyah. Berdirinya Pimpinan IPM di sekolah-sekolah Muhammadiyah ini akhirnya menimbulkan kontradiksi dengan kebijakan pemerintah Orde Baru dalam UU Keormasan, bahwa satu-satunya organisasi siswa di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia hanyalah Organisasi Siswa Intra-Sekolah (OSIS). Sementara di sekolah-sekolah Muhammadiyah juga terdapat organisasi pelajar Muhammadiyah, yaitu IPM. Dengan demikian, ada dualisme organisasi pelajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Bahkan pada Konferensi Pimpinan Wilayah IPM tahun 1992 di Yogyakarta, Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu (Akbar Tanjung) secara khusus dan implisit menyampaikan kebijakan pemerintah kepada IPM, agar IPM melakukan penye-suaian dengan kebijakan pemerintah.

Dalam situasi kontra-produktif tersebut, akhirnya Pimpinan Pusat IPM membentuk team eksistensi yang bertugas secara khusus menyelesaikan permasalahan ini. Setelah dilakukan pengkajian yang intensif, team eksistensi ini merekomendasikan perubahan nama dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah ke Ikatan Remaja Muhammadiyah. Perubahan ini bisa jadi merupakan sebuah peristiwa yang tragis dalam sejarah organisasi, karena perubahannya mengandung unsur-unsur kooptasi dari pemerintah. Bahkan ada yang mengang-gap bahwa IPM tidak memiliki jiwa heroisme sebagai-mana yang dimiliki oleh PII yang tetap tidak mau menga-kui Pancasila sebagai satu-satunya asas organisasinya.

Namun sesungguhnya perubahan nama tersebut merupakan blessing in disguise (rahmat tersembunyi). Perubahan nama dari IPM ke IRM sebenarnya semakin memperluas jaringan dan jangkauan organisasi ini yang tidak hanya menjangkau pelajar, tetapi juga basis remaja yang lain, seperti santri, anak jalanan, dan lain-lain.

Keputusan pergantian nama ini tertuang dalam Surat Keputusan Pimpinan Pusat IPM Nomor VI/PP.IPM/1992, yang selanjutnya disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1992 melalui Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muham-madiyah Nomor 53/SK-PP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah. Dengan demikian, secara resmi perubahan IPM menjadi IRM adalah sejak tanggal 18 Nopember 1992.

AGENDA AKSI

GERAKAN SEKOLAH KADER GERAKAN IQRA' GERAKAN PARLEMEN PELAJAR

MAKSUD DAN TUJUAN "TERBENTUKNYA REMAJA MUSLIM YANG BERAKHLAQ MULIA, BERILMU, DAN TERAMPIL DALAM RANGKA MENEGAKKAN DAN MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI AJARAN ISLAM SEHINGGA TERWUJUDNYA MASYARAKAT ISLAM YANG SEBENAR-BENARNYA"


Jaringan IRM

Susunan organisasi IRM dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan tingkat Ranting. Pimpinan Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Pimpinan Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah dalam tingkat propinsi atau daerah tingkat I. Pimpinan Daerah adalah kesatuan cabang-cabang dalam tingkat kabupaten/kotamadia atau daerah tingkat II. Sedangkan Pimpinan Cabang adalah kesatuan ranting-ranting dalam satu kecamatan. Pimpinan Ranting adalah kesatuan anggota-anggota dalam satu sekolah, desa/kelurahan atau tempat lainnya. Saat ini, Ikatan Remaja Muhammadiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

TINJAUAN ORGANISATORIS IRM

‎1) ‎ IRM sebagai Organisasi Maksud dan tujuan IRM adalah “terbentuknya remaja muslim yang berakhlak ‎mulia dan berilmu dalam rangka menegakkan, menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran ‎Islam sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi Allah ‎swt” (Pasal 3 AD/ART).‎ Keanggotaan IRM sebagai organisasi adalah keanggotaan REMAJA. Pada ‎Anggaran Dasar Pasal 5 tentang anggota, anggota IRM adalah:‎ a)‎ remaja muslim yang bersekolah di perguruan Muhammadiyah tingkat ‎SMP/sederajat dan/atau SMA/sederajat;‎ b)‎ remaja muslim yang berusia 12 tahun dan maksimal 21 tahun;‎ c)‎ mereka yang pernah menjadi anggota sebagaimana tersebut dalam ketentuan a ‎dan b yang diperlukan oleh organisasi dengan usia maksimal 24 tahun.‎ Adapun syarat menjadi anggota IRM disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga ‎IRM Bab II Pasal 2 sebagai berikut.‎ a)‎ Remaja muslim WNI, yang menyetujui maksud dan tujuan IRM, bersedia ‎mendukung kebijakan organisasi dan berperan aktif melaksanakan tugas IRM ‎dapat diterima menjadi anggota.‎ b)‎ Pelajar yang bersekolah di perguruan Muhammadiyah tingkat SMP/sederajat ‎dan/atau SMA/sederajat.‎ Kewajiban anggota bahwa setiap anggota berkewajiban untuk menaati dan ‎menjalankan AD dan ART serta menaati segala peraturan dan kebijakan organisasi. ‎ Adapun hak-hak anggota IRM adalah:‎ a)‎ memberikan saran dan menyatakan pendapat demi kebaikan organisasi b)‎ memberikan suara c)‎ memberikan saran untuk kebaikan d)‎ memilih dan dipilih e)‎ mendapatkan pembinaan dari IRM Jaringan struktural IRM secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, ‎Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting. ‎Dalam hal permusyawaratan, dalam IRM mengenal Muktamar, Konferensi Pimpinan ‎Wilayah (Konpiwil), Musyawarah Wilayah (Musywil), Konferensi Pimpinan Daerah ‎‎(Konpida), Musyawarah Daerah (Musyda), Konferensi Pimpinan Cabang (Konpicab), ‎Musyawarah Cabang (Musycab), Konferensi Pimpinan Ranting (Konpiran), dan ‎Musyawarah Ranting (Musyran). ‎ Permusyawaratan lain yang perlu diketahui adalah Muktamar Luar Biasa, yaitu ‎muktamar yang diselenggarakan apabila keberadaan ikatan terancam dibubarkan yang ‎Konpiwil tidak berwenang untuk memutuskan dan tidak dapat ditangguhkan sampai ‎muktamar berikutnya. Permusyawaratan dapat berlangsung tanpa me-mandang ‎jumlah yang hadir, asal yang bersangkutan telah diundang secara sah.‎ Keuangan merupakan vitalitas bagi wujud gerak maupun amal usaha. Keuangan ‎mampu menyetir langkah usaha suatu organisasi. Keuangan merupakan kekayaan dan ‎aset modal usaha organisasi. Keuangan IRM secara jelas diatur dalam AD/ART, ‎keuangan IRM diperoleh dari dana abadi, iuran anggota, uang pangkal, dan sumber ‎lain yang halal dan tidak mengikat. Demikian pula IRM mendapat bantuan rutin dari ‎pimpinan Muhammadiyah setingkat.‎

‎2) ‎ Prinsip Dasar Organisasi: IRM Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) adalah salah satu organisasi otonom ‎persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf ‎nahi mungkar di kalangan remaja, berakidah Islam, dan bersumber pada Al-Quran ‎dan As-Sunnah. Organisasi ini didirikan dengan maksud dan tujuan sebagaimana ‎tersebut di atas, yaitu dalam Pasal 3 AD/ART Muktamar IRM XIII. Pencapaian ‎maksud dan tujuan tersebut dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:‎

a)‎ Menanamkan kesadaran beragama Islam, memperteguh iman, menertibkan ‎peribadatan dan mempertinggi akhlak.‎

b)‎ Mempergiat dan memperdalam pemahaman agama Islam untuk mendapatkan ‎kemurnian dan kebenarannya.‎

c)‎ Memperdalam, memajukan dan meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan ‎budaya.‎

d)‎ Membimbing, membina, dan menggerakkan anggota guna meningkatkan fungsi ‎dan peran IRM sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa dalam menunjang ‎pembangunan manusia seutuhnya menuju terbentuknya masyarakat utama, ‎adil dan makmur yang diridloi Allah swt.‎

e)‎ Meningkatkan amal salih dan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.‎

f)‎ Segala usaha yang tidak menyalahi ajaran Islam dengan mengindahkan hukum ‎dan falsafah yang berlaku.‎

Seri Keajaiban Al Quran dan Hubungannya dengan Alam

Seri Keajaiban Al Quran dan Hubungannya dengan Alam

INFORMASI TENTANG TATA SURYA SUDAH ADA SEJAK 14 ABAD YANG LALU ( Petunjuk bagi yang bertaqwa )

"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Subhanallah, Al-Quran memang mukjizat bagi orang mukmin. Ketika suatu kebenaran baru ditemukan beberapa waktu yang lalu, Al Quran telah menurunkan 14 abad yang lalu. Salah satunya adalah mengenai garis edar planet. Informasi mengenai garis edar planet yang berbentuk oval baru ditemukan pada abad 16-17 lalu, Al-Quran sudah secara tegas memuar masalah hokum itu.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.




Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Al Qur'an, 18:29)

Jumat, 05 September 2008

Ramadhan Tiba, Kemiskinan Berlari!

Assalamu’alaikum Wr.,Wb.,



Saudara seislamku sekalian mungkin ramadhan bulan penuh hikmah, dan rahmat, tetapi bulan yang suci ini dipandang sebelah mata oleh kaum miskin, banyak orang miskin yang kesusahan untuk mencari uang, padahal bulan suci ini adalah sarana untuk bersedekah, tetapi kenyataannya tidak di bulan ramadhan para orang miskin masih banyak yang tidak bisa berbuka, dan mereka masih mengharapkan tangan-tangan kita, oleh karena itu IPM mengadakan BAKSOS(Bakti Sosial) untuk membantu meringankan beban mereka tersebut, yang dilakukan pada tanggal 25 September 2008 di SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.

Wassalmu’alaikum Wr.,Wb


Template by : kendhin x-template.blogspot.com